Sejarah Kopi Lengkap – Asal, Legenda, Sebaran, Budaya & Jual Beli


Berbagai catatan periode lampau menyatakan sejarah kopi bermula pada kala ke-9 di dataran Afrika, tepatnya dari negara Ethiopia dan Eritrea. Secara lebih spesifik, nama tempat asal tumbuhan kopi pada abad antik tersebut adalah Abyssinia.





Akan namun, tidak dimengerti secara niscaya bagaimana masyarakat Abyssinia mempergunakan tanaman kopi. Karena pada kurun itu flora kopi kemungkinan cuma menjadi komoditas komersial yang dibawa penjualdari Abyssinia ke Yaman oleh orang Arab. Sedangkan, pemanfaatan kopi selaku minuman pertama kali dipopulerkan oleh orang-orang Arab.





Sejarah mencatat, bahwa jual beli biji kopi dikendalikan oleh pedagang Arab. Monopoli tersebut dilakukan dengan jual beli melalui pelabuhan Mocha di Yaman lalu diperdagangkan hingga ke Eropa. Pada ketika itu Mocha adalah satu-satuya pintu perdagangan kopi, bahkan sampai saat ini kita mengenal ungkapan kopi mocha.





Pada kala ke 17 orang-orang Eropa mulai berbagi perkebunan kopi. Akan namun alasannya iklim yang tidak cocok untuk tumbuhan kopi, maka orang-orang Eropa mencoba untuk membudidayakan flora kopi di kawasan jajahan mereka. Hingga pada akhirnya, hasil tanaman kopi oleh bangsa Eropa di berbagai daerah jajahan bisa memindah dominasi kopi dari bangsa Arab.





Tanaman kopi juga ditaman oleh bangsa Belanda dikala itu, khususnya di Pulau Jawa yang dijadikan sentra flora kopi oleh mereka. Bahkan “Cup of Java” atau kopi yang berasal dari Jawa sempat populer era itu.






Istilah Kopi





William H. Ukers dalam buku yang ditulisnya mengatakan bahwa kata “kopi” masuk dalam bahasa-bahasa Eropa pada tahun 1600-an. Dalam buku “All About Coffee” (1922) tersebut dibilang kata “kopi” atau “coffee” diambil dari bahasa Arab “qahwa” yang diserap ke bahasa Turki “kahveh”.





Dalam bahasa Arab, kata “qahwa” bukan memiliki arti tanaman kopi, namun justru merujuk pada nama minuman. Dapat dikatakan “qahwa” ialah sebutan untuk minuman yang dibuat dari biji dan diseduh denga air panas.





biji kopi hitam




Pendapat lain dalam Symposium on The Etymology of The Word Coffee pada tahun 1909, menyetujui bahwa kata “coffee” tertuju pada perumpamaan “qahwa” dalam bahasa Arab yang berati “berpengaruh”. Namun terdapat juga usulan lain, bahwa “qahwa” mempunyai arti jenis minuman dari anggur atau wine.





Selain itu, ada pertimbangan lain yang mengatakan penggunaan perumpamaan kopi tidak berasal dari bahasa Arab dan melainkan diambil dari bahasa Abyssinia yang ialah daerah asalnya. Menurut teori ini, kopi disesuaikan dari kata “kaffa” yang merupakan suatu kota di tempat Shoa, terletak di Selatan Barat Daya Abissynia.





Akan namun pendapat tersebut terbantahkan alasannya adalah tidak didukung oleh bukti berpengaruh. Karena ada bukti memberikan bahwa buah kopi atau biji kopi disebut dengan nama “bun” atau “bunn” dan tidak merujuk pada minuman.





Bersumber dari kata “qahwa” dalam bahasa Arab, kemudian diserap ke bahasa Turki “kahve”, bahasa Belanda “koffie”, bahasa Perancis “cafe”, bahasa Italia “caffe”, bahasa Inggris “coffee”, bahasa Jepang “kehi”. bahasa Cina “kia fey” dan bahasa Melayu “kawa”. Keseluruhan nama tersebut memiliki kesamaan suara dengan kata “qahwa”.





Sedangan kata “kopi” yang kita kenal ketika ini untuk menyebut minuman dari biji kopi ialah serapan kata dari bahasa Belanda “koffie”. Teori ini dirasa akurat alasannya adalah pemerintahan Belanda membuka perkebunan kopi pertama di Indoneia. Namun tidak menutup kemungkinan juga diserap eksklusif dari bahasa Arab dan Turki karena Indonesia sudah mempunyai kekerabatan dengan mereka sebelum bangsa Eropa datang.





Legenda Kopi





Terdapat kisah masyarakat yang sungguh populer perihal awal insan mengolah kopi, yaitu legenda “Si Kaldi dan kambingnya” dan kisah “Ali bin Omar al Shadhili”





a. Si Kaldi dan Kambingnya





Cerita ini merupakan legenda dari Ethiopia, yakni ihwal Kaldi seorang pemilik kambing. Diceritakan pada sebuah hari Kaldi melihat kambingnya dalam kondisi hiperaktif, berlarian dan melompat kesana kemari. Kaldi merasa heran dengan keadaan kambing yang ia miliki tidak mirip lazimnya .





Kemudian Kaldi mencari tahu apa yang telah di makan oleh kambingnya. Setelah diselidiki, ternyata kambingnya sudah mengkonsumsi buah berwarna merah dari pohon yang belum beliau kenali. Karena ingin tau, Kaldi kemudian mencoba buah tersebut dan lalu dia bertingkah layaknya kambingnya tadi.





Setelah kejadian itu, Kaldi kemudian menanyakan terhadap seorang biarawan. Biarawan itu pun kepincut dan ingin menjajal buah merah tersebut. Setelah dicoba, biarawan itu merasa ada tenaga aksesori dan tidak mengantuk dikala melakukan do’a malam sehingga menginginkannya untuk dikonsumsi.





Namun sebab rasanya yang sedikit pahit, biarawan ini kemudian mengolahnya dengan memangga dan menyeduh biji buah merah tersebut. Sejak itu lah kopi diketahui sebagai minuman yang menawarkan efek menghalau kantuk dan memberikan tenaga ekstra.





b. Ali bin Omar al Shadhili





Menurut legenda ini, hiduplah seseorang yang bernama Ali bin Omar al Shadhili. Ia merupakan tabib yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit sekaligus mahir sufi yang taat beribadah.





Akan tetati tabib tersebut tidak digemari oleh penguasa lokal saat itu, sehingga dituduh dengan fitnah bahwa ketika mengobati pasiennya, Alib bin Omar al Shadhili bersekutu dengan setan. Karena informasi tersebut, dia diusir dai kota Mocha.





Ketika perjalanan setelah pengusiran tersebut, Ali bin Omar al Shadhili mencicipi lapar dan memperoleh sebuah gua. Ia mendapati ada buah berwarna merah kemudian memakannya. Namun alasannya adalah terasa pahit, beliau pun mengolah buah merah itu dengan cara memanggang dan merebusnya.





Akan namun, biji kopi tersebut belum juga mampu dimakan. Kemudian dia menyeduhnya dan meminum airnya, dan ternyata air tersebut memberikan tenaga pemanis. Ali bin Omar al Shadhili kemudian terkenal alasannya adalah air seduhan tersebut, hingga pada sebuah waktu penguasa mendengan kabar ihwal minuman ini. Sehingga Ali bin Omah al Shadhili kembali dipanggil ke kota untuk tinggal dan menamakan minuman hitam tersebut dengan nama Mocha.





Awal Budidaya Kopi





Tanaman kopi yang pertama kali dibudidayakan yaitu kopi jenis arabika (Coffea arabica). Sebab, sejarah mencatat bahwa kopi bermula dibawa dari Abyssinia menuju ke Yaman dan lalu dibudidayakan di dataran tinggi kawasan tersebut.





panen kopi




Pekiraan waktu budidaya kopi dikerjakan pada tahun 575 masehi. Meski meningkat lambat, budidaya kopi tetap dijalankan dan menjadi komoditas pribadi tempat tersebut, serta diperdagangkan lewat pelabuhan Mocha di Yaman.





Untuk melindungi eksklusifitas tanaman kopi, para pedagang arab sengaja merebus biji kopi sebelum diperdagangkan dengan tujuan semoga biji tidak dapat berkembang saat ditanam.





Penyebaran Tanaman Kopi





Dari peta jalur penyebaran kopi dibawah ini, mampu dilihat bahwa asal mula tanaman kopi yakni dari negara Ethiopia, lalu menyebar ke negara lain di Afrika, Yaman hingga ke benua-benua lainnya.





a. Penyebaran ke Asia Selatan





Meskipun upaya untuk mempertahankan kopi semoga hanya mampu diperdagangkan oleh penjualArab dilaksanakan, ternyata upaya tersebut tidak sukses. Pada tahun 1616 orang Belanda sukses menenteng tanaman kopi melalui pelabuhan Mocha ke Holand, Belanda. Selanjutnya, orang-orang Belanda menjajal untuk menanam flora kopi di Srilanka.





Selain itu, tumbuhan kopi juga pernah dicoba ditanam di Dijon, Perancis. Akan namun, tanaman kopi tidak mampu tumbuh dan upaya ini gagal.





Selain penyebaran kopi melalui pelabuhan Mocha yang dikala itu dianggap satu-satunya jalur perdagangan kopi, ternyata kopi dapat menyebar lewat jalur-jalur lain. Salah satunya yakni lewat para peziarah yang datang ke Mekah dan Madinah untuk berhaji.





Salah satu orang yang berhasil menenteng biji kopi yaitu peziarah dari India, yakni Baba Budan. Ia berhasil menjinjing biji kopi yang dapat ditanaman dan dibudidayakan di Chikmagalur, India bab selatan.





buah kopi




b. Penyebaran ke Asia Tenggara





Pada masa penjajahan di Indonesia, pemerintah VOC Belanda mendatangkan tumbuhan kopi dari Malabar, India. Asal seruan jenis kopi yang dibawah ke pulau Jawa tersebut berasar dari Yaman yang sudah dibudidayakan di Malabar. Tanaman kopi yang dibawa tersebut ditanam di Kadawung, tetapi budidaya ini gagal akhir banjir.





Sekitar 3 tahun berikutnya, Belanda kembali menghadirkan flora kopi berupa stek yang juga berasal dari Malabar. Upaya budidaya tanaman kopi ini mampu dibilang sukses dan mencapai puncaknya saat berhasil menggeser dominasi kopi dari Yaman. Bahkan, dikala itu Belanda menjadi eksportir kopi terbesar di dunia.





c. Penyebaran ke Amerika dan sekitarnya





Tanaman kopi hingga ke benua Amerika dan kepulauan sekitarnya lewat dua jalur masuk. Pertama, saat pada tahun 1706 Belanda menjinjing tanaman kopi dari Jawa ke kebun raya Amsterdam, lalu flora kopi tersebut dibawa ke Suriname selaku kado kepada Raja Louis XIV di Paris.





Kemudian pada tahun 1720 flora kopi dari Paris tersebut dibawa dan kemudian di taman di kawasan Karibia yang merupakan kawasan koloni Perancis. Menurut cerita, flora kopi yang dibawa dalam kondisi hidup dan melintasi lautan tetap mampu hidup berkat penyiraman yang dilakukan oleh anak buah kapal. Kopi yang berasal dari Amsterdam ini diketahui dengan nama kultivar Typica.





Jalur yang kedua flora kopi mampu masuk ke Amerika ialah lewat Pulai Bourbon, ketika ini dikenal La Reunion. Biji kopi berasal dari delegasi Sultan Yaman kepada Raja Louis XIV pada tahun 1715. Jumlah biji kopi yang diterima yaitu 60 butir benih kopi yang berikutnya ditaman di tempat jajahan Perancis di benua Amerika. Kopi jenis ini lalu dikenal dengan kultivar Bourbon.





Kultivar Typica dan Bourbon ialah flora kopi jenis arabika yang saat ini dipercaya selaku asal tumbuhan kopi diberbagai perkebunan.





Budaya Meminum Kopi





Ada sebuah catatan dari ilmuwan demam isu Al Razi (850-920) yang dianggap paling tua mengenai kopi. Al Razi yang juga seorang ahli kedokteran dalam catatannya menulis perihal suatu minuman yang bernama bunshum dan mempunyai ciri-ciri mirip dengan kopi.





budaya minum kopi




Selain itu, catatan lain juga diperoleh dari Ibnu Sina (980-1037) yang juga seorang ahli kedokteran. Dalam catatannya, Ibnu Sina menggambarkan adanya biji yang mampu diseduh dan berguna menyembuhkan salah satu penyakit perut. Informasi dari catatan tersebut merujuk pada ciri-ciri kopi yang kita kenal dikala ini. Minuman yang diberi nama bunshum dan bijinya bernama bun.





Dalam perdagangan Islam, kopi merupakan salah astu komoditas ekonomi yang sungguh penting. Meski sempat dinyatakan selaku minuman terlarang, minuman kopi sangat disenangi dan terkenal diantara para peziarah kota Mekah. Bukan tanpa karena, alasannya minuman kopi dapat membuat tersadar saat beribadah di malam hari.





Pada periode kekhalifahan Turki Ustmani, minuman kopi semakin menjadi primadona. Kopi menjadi menu minuman utama pada setiap peringatan di Istanbul.





Kopi menyebar ke Eropa dikala pada tahun 1600-an para penjualdari Venesia berbelanja kopi dari pelabuhan Mocha d Yaman. Kemudian menyebar ke daerah-tempat koloni bangsa Eropa lain, seperti New York yang menjadi koloni Belanda pada tahun 1668.





Sejarah Kopi di Indonesia





Asal mula penduduk Indonesia mengenal kopi tidak mampu dilepaskan dari masa kolonial Belanda. Pada tahun 1969, Belanda menjinjing kopi dari Malabar, India dan dibawa ke Jawa. Saat itu, kopi pertama kali dibudidayakan di daerah perkebunan dekat Batavia, yaitu Kedawung. Upaya ini gagal alasannya tumbuhan kopi mati akhir banjir.





Selanjutnya, pemerintah Belanda pada tahun 1699 kembali mendatangkan bibit kopi dari hasil stek kopi dari Malabar. Upaya ini berhasil, pada tahun 1706 sampel kopi dari Jawa diantarke Belanda untuk diteliti di Kebun Raya Amsterdam, hasilnya yakni kopi dari Jawa memiliki kualitas yang sangat bagus.





Pada perkembangannya, flora kopi dijadikan komoditas tumbuhan perkebunan yang dikembangkan di seluruh Indonesia, mirip di Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor, dan pulau yang lain.





Namun pada tahun 1878 terjadi peristiwa perkebunan kopi, dimana tanaman kopi utamanya di dataran rendah rusak balasan penyakit karat daun atau Hemileia vastatrix. Perkebunan kopi di Indonesia dikala itu cuma menanam jenis kopi arabika yang lalu disimpulkan tidak mempunyai ketahanan terhadap penyakit karat daun tersebut.





Selanjutnya, pemerintah kolonial mendatangkan spesies kopi liberika yang dibutuhkan tahan terhadap wabah karat daun.





tumbuhan kopi




Berbeda dengan sekarang, pada ketika itu kopi liberika memiliki harga yang sama dengan arabika di jual beli Eropa. Akan namun, ternyata liberika yang diperlukan tahan kepada karat daun juga mengalami penyakit yang sama. Kemudian pada tahun 1907 Belanda membawa spesies lain, adalah kopi robusta untuk di tanam di perkebunan kopi Indonesia yang hingga dikala ini lebih tahan terhadap penyakit karat daun.





Setelah Indonesia merdeka, seluruh tumbuhan perkebunan kopi yang ada di nasionalisas dan sejak saat itu, Belanda tidak lagi menjadi pemasok kopi dunia.





Perdagangan Kopi





Secara global, terdapat 4 jenis kopi yang diperdagangkan di dunia internasional. Berdasarkan catatan ICO atau International Coffee Organization, jenis kopi tersebut ialah kopi arabika, kopi robusta, kopi liberika dan kopi excelsa.





Meski berjumlah 4 jenis, tetapi 4 jenis kopi tersebut ternyata dihasilkan dari 3 spesies kopi, adalah:





  • Kopi arabika berasal dari spesies Coffea arabica
  • Kopi robusta berasal dari spesies Coffea canephora
  • Kopi liberika berasal dari spesies Coffea liberica var. Liberica
  • Kopi excelsa berasal dari Coffea liberica var. Dewevrei




a. Era Awal (masa ke-17)





Pada periode ini, kopi hanya diketahui di sekeliling wilayah jazirah Arab dan penduduk yang datang ke daerah tersebut. Kopi mulai diperdagangkan ke luar Arab melalui pelabuhan Mocha, di Yaman. Pada waktu itu, pedagang-penjualArab memonopoli komoditas kopi dalam jangka waktu yang lama.





Berlanjut pada kala ke-18, bangsa Eropa mulai membudidayakan kopi di luar Arab. Kemudian pada tahun 1920 Belanda berhasil memindah Yaman sebagai penyuplai utama kopi dunia.





Belanda menjadi pengekspor kopi dunia yang berasal dari perkebunan-perkebunan di daerah jajahannya, seperti Jawa dan tempat lain di Indonesia. Indonesia menjadi produsen kopi paling besar dunia sekitar satu kurun. Selanjutnya, Brazil sukses menduduki peringkat pertama sebagai negara penghasil kopi terbesar dunia menggeser Indonesia hingga dikala ini.





b. Era Modern (awal masa ke-20)





Pada era ini, kopi telah tersebar dan ditanam di lebih dari 50 negara dunia. Negara penghasil kopi paling besar dunia dikala ini yaitu Brasil, Vietnam, Kolombia, Indonesia dan Etiopia.





Brazil merupakan penghasil kopi paling besar dunia, yakni mendominasi sepertiga dari total buatan kopi dunia. Brazil menghasilkan 2,5 juta ton biji kopi pada tahun 2015, yang terdiri dari 80% jenis kopi arabika dan sisanya yaitu kopi robusta. Dalam perdagangan kopi, robusta memiliki harga yang lebih tinggi dibanding kopi yang lain.





Pada tahun yang sama, Indonesia berada pada peringkat ke-empat negara penghasil kopi. Data GAEKI atau Gabungan Eksportir Kopi Indonesia, menyatakan sekitar 83% produksi kopi Indonesia merupakan jenis robusta dan arabika sebesar 17%. Selain kedua jenis kopi tersebut, perkebunan kopi di Indonesia juga membudidayakan kopi jenis liberika dan excelsa, meskipun harga kopi jenis tersebut tidak terlalu tinggi.


0 Response to "Sejarah Kopi Lengkap – Asal, Legenda, Sebaran, Budaya & Jual Beli"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel